RESENSI NOVEL WILLIAM

Aku yang Tidak Pernah Dianggap Ada dalam Novel William

Identitas Buku        :
Judul Buku              : William
Penulis                     : Risa Saraswati
Penerbit                   : PT. Bukune Kreatif Cipta
Jumlah Halaman    : 208
Kota Terbit               : Jakarta
          Novel William karya Risa Saraswati ini merupakan salah satu novel tentang sahabat hantunya yang tergabung dalam peter cs. William merupakan anak yang tidak memperoleh kasih sayang kedua orang tua semasa hidupnya, hidupnya terasa sangat menyedihkan bahwa semua hal yang disukainya sangat dibenci sang ibu. ia merasa bahagia setelah tiada. Risa Saraswati menulis 5 novel tentang sahabat hantunya itu untuk menceritakan bagaimana kehidupan semasa hidup mereka. Novel itu terdiri atas, William, Peter, Hans, Hendrick, dan Jansen. Risa Saraswati lahir di Bandung, 24 Februari 1985. Selain menjadi penulis ia juga berprofesi sebagai Pegawai Negri Sipil di Bandung. Risa Saraswati juga menulis novel lain tentang teman hantunya, seperti Danur, Asih, Rasuk dan Samantha. Novel Danur yang pernah ia tulis sudah di filmkan bahkan seri ke-2 juga sudah di filmkan.
          Namanya adalah William Van Kemmen, anak laki - laki keturunan Belanda yang tampan juga cerdas, umurnya sekitar 9 tahun. Ia ikut kedua orang tuanya ke Hindia Belanda bersama kedua orang tuanya dan meninggalkan kakek tercinta. Ayahnya, Johan Van Kemmen adalah seorang tentara Belanda yang ditempatkan di Batavia kemudian pindah ke Bandoeng. Ibunya bernama Maria Van Kemmen adalah seorang bangsawan yang sangat dimanja semasa hidupnya, ini membuat sifatnya sangat arogan dan royal. William tidak pernah bahagia semasa hidupnya, ia seperti boneka yang digerakkan untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Sampai nafasnya berhenti ia tidak pernah merasakan kebahagiaan yang dirasakan setiap keluarga pada umumnya.
          Maria sangat membenci William padahal ia adalah ibu kandungnya. William merupakan anak yang tidak diinginkan kehadirannya oleh Maria. Maria sangat menjaga jarak dengan inlander, ia menganggap mereka menjijikan. Maria tidak suka cara berpakaian William, ia tidak menganggapnya sebagai anak karena hanya akan mempermalukan di depan teman-temannya. Maria memperlakukan William dengan buruk, sang ayah hanya dapat diam karena ia sangat mencintai Maria. Cinta Johan kepada Maria terlalu besar hingga tidak mampu membela anaknya sendiri.
         Suatu hari, William meminta untuk sekolah dan kedua orang tuanya menurutinya. Ia sangat senang, tetapi ia tidak memiliki teman satupun karena dia anak yang pendiam berbeda sekali dengan anak Belanda kebanyakan. William sangat suka bermain biola pemberian kakeknya, yang diberi nama nouval seperti nama kakeknya. Seorang bandinde pernah dipecat karena William, ia merasa sangat bersalah dan memutuskan untuk berubah menjadi anak yang diinginkan ibunya. Ia selalu berusaha untuk menyenangkan hati ibunya.
         William akhirnya terbuka dengan salah seorang guru di sekolahnya yang bernama Dietje Wijnberg, sampai akhirnya guru tersebut dipindahtugaskan karena Maria. Eunice Wyk adalah guru pengganti yang baru sangat gila dengan uang.
          Pada suatu hari, Maria melarikan diri dari rumah kemudian William menemukannya. Semenjak hari itu Maria berubah lebih penyayang kepada William. Tetapi hal itu tidak bertahan lama, Maria kembali menjadi sosoknya yang dulu.
           Keadaan Hindia Belanda semakin memburuk, banyak orang Belanda yang kembali ke Netherland. Namun Johan dan Maria masih tetap berada di Hindia Belanda meskipun Nouval sudah menyuruhnya kembali. Hari itu penjagaan di rumah keluarga Van Kemmen diperketat. William tampak bosan karena tidak bisa memainkan biolanya. Orang tuanya bertengkar hebat, mempermasalahkan soal tidak pulangnya mereka ke Netherland. Maria menangis dan sangat kaget saat Johan untuk pertama kalinya marah besar kepadanya. Maria melontarkan kata-kata yang sangat kasar kepada pembantunya yang ingin membantunya berdiri. William yang melihat hal tersebut lalu mengatakan hal yang membuat Maria terdiam.
          William sudah tidak peduli lagi dengan kedua orang tuanya. Hanya ia sendirian, duduk di kursi ruang tengah sambil memainkan biola kesayangannya. Terdengar jelas langkah Nippon yang memasuki rumahnya. Namum William tidak takut dengan hal itu. Ia tetap memainkan biolanya. Hingga akhirnya, sebuah sabitan benda tajam yang berada di lehernya membuat segalanya menjadi gelap. Kepalanya terpisah dari tubuhnya, namun wajahnya tersenyum seolah ia baru saja bahagia.
         Kelebihan novel ini adalah temanya yang sangat bagus dan dapat menjadi inspirasi bahkan menambah pengetahuan tentang sejarah. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca sehingga remaja pun tidak kesulitan untuk memahaminya. Di dalam novel ini bercerita tentang kepedihan menjadi seorang anak Belanda pada zaman dahulu. Novel ini juga mengajarkan untuk tetap menghormati orang tua. Desain sampul novel ini sangat bagus dan menarik.
         Kekurangan novel William ini terletak pada penulisan  yang kurang menyentuh sehingga pembaca mudah bosan. Novel ini tidak cocok dibaca anak kecil karena terdapat kata-kata kasar dan unsur kekerasan.
         Novel adalah salah satu karya sastra yang memiliki pesan di setiap ceritanya. Semoga dengan membaca novel ini pembaca mendapatkan hikmah yang membuat diri menjadi lebih baik kepada orang tua bahkan anak.

Komentar

Posting Komentar